Manusia dan tanaman adalah dua makhluk yang berbeda. Manusia diberikan banyak kelebihan dibanding tanaman. Manusia dibebaskan bergerak sedangkan tanaman seperti yang diketahui tak banyak bergerak. Tanaman itu bergerak dengan caranya dan sangat menakjubkan setiap kali melihat sebuah benih yang menjadi tanaman besar yang mampu melindungi manusia dari panasnya terik matahari. Tanaman terlahir untuk manusia dan manusia pun terlahir untuk merawat dan menyelamatkan tanaman. Melindungi tanaman sama dengan melindungi manusia itu sendiri.
Ada
sebuah istilah yang mengatakan benih itu suatu hal yang luar biasa. Dari satu
bulatan dengan berbagai bentuk, entah yang kecil sebesar biji sawi sampai
dengan tunas kelapa yang menjadi lambang pramuka Indonesia. Benih menjadi cikal
bakal adanya sebuah tanaman besar yang memberikan sebuah janji manusia akan
tetap hidup dengan makanan yang cukup. Tanaman menghasilkan daun yang bisa
dimakan, buah yang asam, manis hingga pahit, bunga yang indah bermekaran di
musim tertentu, dan batang yang kuat untuk dijadikan bahan baku tempat
berlindung. Getahnya pun sangat berarti untuk alat transportasi kita di masa
modern. Tanaman terlahir untuk memberikan apa yang dia punya untuk manusia.
Namun,
apakah yang dilakukan manusia untuk tanaman itu sendiri? Kita sadar membakar
hutan itu salah, tapi tak ada lagi lahan yang bisa ditanami sawit kalau hutan
itu tak dibakar. Kita sadar butuh tanah untuk ditanami, namun semen dan keramik
lebih terlihat elok untuk banyak orang. Kita sadar harga lahan pertanian itu
harusnya mahal, namun dengan dalil produktivitasnya yang rendah dapat dengan
mudah dijumpai lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi kantor, perumahan,
bahkan pabrik yang mengeluarkan asap dan limbah setiap malam. Kita sadar kalau
itu menyakiti tanaman yang tetap tak melawan. Mungkin karena tak melawan kita
masih berani melakukannya dengan dalih memajukan kesejahteraan manusia.
Tanaman
tak akan pernah melawan. Dia bertahan melawan semua yang kita lakukan dengan
sekuat tenaganya. Tanaman terus menghasilkan apa yang seharusnya dihasilkannya
untuk keberlanjutan manusia. Tanaman terus berdaun, menghasilkan buah, dan
menancapkan akarnya sekokoh mungkin agar tidak dapat ditumbangkan. Tanaman
tetap ada untuk manusia walau banyak keburukan yang kita lakukan. Manusia.
Tanaman
ada untuk dilindungi, namun sepertinya tanaman sudah lebih tahu cara melindungi
dirinya dengan sedikit bergerak dan banyak bertindak dengan caranya. Manusia ada
untuk melindungi dengan akal-pikirannya, namun ia tak begitu tahu antara batas
memanfaatkan atau mengeksploitasi. Manusia dapat dilindungi dengan perlindungan
tanaman itu sendiri. Mari lebih peduli dengan tanaman di sekitarmu.
Note :
Pangan bukan hanya soal makan anak-cucu kita nanti,
melainkan soal keadaan alam ini kita nanti. Alam Indonesia yang indah ini
jangan sampai hanya menjadi legenda untuk anak-cucu kita 10-20 tahun ke depan.
Bogor, 13 Oktober 2014
Ulfah Hafidzah Gerakancintaanaktani
Wah.. mari kenali tumbuhan di sekitar kita juga alam pada umumnya. Mengenali mereka akan lebih mendekatkan kita pada diri kita sendiri dan juga pada Tuhan.
BalasHapus