Entri Populer

Minggu, 26 Oktober 2014

Kolam Pemancingan Pak Ijah

Suasana Kolam Ikan Pak Ijah, Desa Cikarawang
      
           Bagi Anda yang memiliki hobi memancing, sesekali mancinglah di tempat ini. Terdapat 2 buah kolam, satu kolam cukup besar ukuran sekitar lima kali tiga meter untuk memancing dan kolam kecil sekitar satu kali dua meter sebagai tempat ikan. Sejumlah ikan akan dimasukkan ke kolam besar sesuai sejumlah uang yang kita bayarkan. Bila ikan tertangkap kita boleh membawa, namun bila tidak, kita boleh meminta ikan yang ada di kolam kecil. “Kalo ga dapat mancing  kita boleh mendapat ikan, namun kita juga mendapat muka merah” ujar seorang bapak yang sedang asik memancing, yang disambut gelak tawa kami.
        Kolam ikan terletak di depan rumah warga bernama Pak Ijah. Air kolam berwarna cokelat namun terlihat tidak ada sampah karena dilakukan penyaringan pada parit kecil sebagai sumber air. Kelaman kolam besar sekitar satu meter. Air dari parit dekat kolam dialirkan ke tengah kolam sehingga menghasilkan gelembung yang berfungsi seperti aeorator. Ikan mas dan ikan Lele, kedua jenis ikan yang ada di kolam ini.
Bu Ijah istri pemilik kolam, mengatakan beberapa mahasiswa IPB sering memancing di kolam. Kalo Anda ingin memancing, Anda harus membawa alat pancing dan umpan sendiri. Siang ini, kami melihat beberapa orang yang semangat memancing. Tidak hanya bapak-bapak, kami juga melihat ibu-ibu turut memancing. Sesekali terdengar teriak kecil karena umpan termakan namun ikan tak dapat jua. Ya, sepertinya orang yang mancing memang harus mekiliki ekstra kesabaran.

Lanjut Menelusur Desa
Perjalanan tim menelusuri Desa mengalir mengikuti jejak kaki melangkah. Tidak ada target responden untuk mengetahui dimana Pancuran. Setiap masyarakat bisa menjadi responden, begitu pun ketika sampai di kolam ini. Istri pak Ijah mengatakan masih menggunakan air Pancuran untuk minum. Setiap hari ia menjijinjing sejumlah air dari Pancuran ke rumahnya. Apalagi saat musim kemarau seperti sekarang, banyak warga yang menggunakan Pancuran untuk kebutuhan air sehari hari. Disayangkan, karena Pancuran yang dimaksud tidak memiliki nama. Masyarakat hanya menyebutnya Pancuran.
Cerita awal kami sampai di kolam ini setelah kami melewati rumpun bambu dengan kiri kanan batu nisan. Saya merasakan sejuknya udara karena kami berada di rumpun Bambu. Sesaat, kami melihat seorang Ibu sedang mencuci bersama anak perempuan yang sepertinya masih balita. Kami kira sumber air yang digunakan Ibu termasuk air Pancuran. Kami telusur ke sumber aliran dan ternyata air tidak keluar dari tanah seperti Pancuran lainnya. Air tersebut mengalir dari sebuah kolam ikan. Ya, sebut saja Kolam Pemancingan Pak Ijah.


Oleh Suki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar